Sabtu, 11 Agustus 2012

Muhammadiyah Instruksikan Salat Id pada 19 Agustus

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, menginstruksikan kepada warganya dan mengajak pada umat islam pada umumnya untuk melaksanakan salat Idul Fitri pada tanggal 19 Agustus 2012 atau bertepatan dengan hari Ahad Kliwon. "Muhammadiyah tetap menggunakan metode hisab, sehingga bisa ditentukan sejak jauh hari," jelas Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, di kantor PP Muhammadiyah, Cik Ditiro, Yogyakarta pada Jumat (10/8/2012) pagi.

Haedar menjelaskan, penentuan 1 Syawal 1433 H tersebut, didasarkan pada hasil hisab wujudul hilal oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah. Sama halnya dengan metode yang mereka gunakan pula untuk menentukan awal puasa, hari raya Idul Adha maupun hari besar keagamaan lainnya. Penentuan itu, telah diperkuat dengan hasil ijtima' konjungsi menjelang bulan Syawal 1433 hijriah yang terjadi pada hari Jumat Pon, 17 Agustus 2012 tepatnya pada pukul 22:55:50 WIB.Pada saat itu, tinggi bulan saat matahari terbenam di Yogyakarta berada pada -7 derajat di 48 lintang selatan dan 110 derajat di 21 bujur timur, menunjukan bahwa hilal belum terwujud serta diperoleh hasil – 04 derajat 37’ 51’. Adapun di seluruh wilayah Indonesia pada saat terbenam matahari, bulan berada di bawah ufuk. Pihaknya yakin karena perhitungan tersbeut berdasarkan pada syariah yang bisa menjadi rujukan.

Adapun ketua Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Syamsul Anwar menegaskan bahwa metode hisab yang digunakannya, tidak berdasarkan pada penampakan hilal yang biasanya hanya dapat disaksikan satu hari sebelum penentuan tanggal. Oleh karena itu, hisab memberikan kepastian akurasi yang lebih terjamin lantaran batas-batasannya yang jelas.

Ia menambahkan, bahwa metode tersebut, merupakan upayanya untuk memberikan apresiasi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan alam, terutama bagi disiplin ilmu falak dan ilmu hisab. “Bisa memperkecil perbedaan dan bisa mendorong terwujudnya kalender islam internasional,” tandasnya.

Terkait kemungkinan adanya perbedaan dengan penentuan yang dikeluarkan pemerintah, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Agung Danarto, mengimbau kepada masyarakat untuk senantiasa meningkatkan toleransi, ikatan persaudaraan serta kerjasama yang konstruktif. “Para tokoh agama juga bisa berperan dalam memberikan arahan dan bimbingan yang mencerahkan. Jangan sampai justru terjadi pendangkalan penanaman keyakinan,” tandasnya. (*)

0 komentar:

Posting Komentar