Sabtu, 15 September 2012

Doa seorang Pria, (5 detik menjelang ajal)

Dia seorang pria, diukur dengan parameter apapun di dunia ini adalah pria yang bahagia dan sentosa lagi sejahtera. Bagaimana tidak, hidup berkelimpahan harta dikelilingi keluarga yang dicintai dan mencintainya. Amal dan zakat mengalir lancar dari kas keluarganya, untuk membangun banyak rumah ibadah, membantu dan menyantuni sangat banyak anak terlantar, sumbangan ke organisasi agamanya, membiayai misi penyebaran agamanya, membiayai misi perjuangan untuk kemuliaan dan kejayaan agamanya, dan banyak lagi.
Hidup duniawi yang sejahtera. Hampir semua yang tertulis pada kitab suci telah dilakoninya, dengan setulus dan segenap jiwa raganya. Bukankah sangat wajar jika pria ini merasa bahwa sebuah tempat di surga telah dan akan menjadi miliknya.
Wajar pula jika sesaat nafas akan berakhir, lima detik menjelang sakaratul maut menjemput, sang pria bahagia menghaturkan doa dengan segenap kerendahan hati dan setulus jiwa raga, sekedar mengingatkan Tuhan tentang segala perbuatan amal ibadahnya yang mendekati sempurna di dunia. Berdoalah dia :
terimakasih ya Allah yang maha kuasa, telah memberkatiku dengan segala berkat duniawi. Dan terimakasih juga atas kekuatan dariMu, Kau mampukan aku untuk melakukan segala kehendakMu. Kau berkati aku dengan harta sehingga aku dapat beramal dan berzakat, Kau berkati aku dengan kekuatan sehingga aku dapat berjuang untuk kemuliaanMu, aku mampu berperang untuk menyebarkan ajaranMu, aku mampu berjihad untuk membelaMu, aku berkekuatan untuk mendirikan kerajaanMu. Maka mohon berkatilah aku sekali lagi, untuk segala amal dan zakatku, untuk segala keringat dan jerih payahku, demi kemuliaan namaMu, demi tegaknya hukumMu, demi tersebarnya firmanMu, berkatilah aku dengan secuil tempat di sampingMu, di surga yang maha indah. Amien”.
Tetapi ada secuil suara samar di telinganya, entah suara siapa dia tidak tahu karena dia belum pernah mendengar intonasi suara bariton itu.
Hihi hihi, emang lho itu siape, merasa perbuatanmu membuat Allah jadi mulia. Emang lho sekuat ape, lho mampu mendirikan kerajaan Allah ?, jangan culun gitu dong. Lho itu tak lebih dari sebutir debu, malah merasa lho yang menyebarkan firman Allah, sombong. Ada atau tidak ada lho, nggak ngaruh sama kemuliaan Allah, kerajaan Allah akan tetap ada dan eksis sampai kapanpun, dan firmanNya tetap akan tersebar luas. Lagian bagaimana sebutir debu seperti lho mau membela Allah yang maha kuat, selain culun kau itu sok pamer saja.
Sang pria merasa kaget dan sedikit marah, tapi mengingat ajal yang menjelang maka dipanjangkannyalah sabarnya.
Tetapi aku kan membantu banyak orang miskin, menyumbang pembangunan rumah ibadah, menyantuni anak yatim.
Ya, dan semua yang kau lakukan hanya terhadap orang yang agamanya sama dengan agamamu. Perampok juga melakukan itu, mereka merampok dan lalu membantu keluarganya yang miskin, dan lalu menyumbang untuk menolong sesama perampok yang sedang kesusahan, perampok juga berperang untuk membela sesama perampok, dan diantara sesama perampok terdapat rasa saling setia, saling membela dan saling melindungi. Jadi apakah yang membedakan kau dengan perampok?
Aku berjalan di jalan Allah, perampok berjalan di jalan sesat. Aku beramal dari hasil keringatku, perampok itu beramal dengan memeras keringat orang lain. Pria yang bahagia ini mulai terpancing emosinya.
Wou, tadi kau bilang itu semua adalah berkat dari Allah, sekarang kau bilang itu hasil keringatmu, mana yang betul?. Kau bilang kau berjalan di jalan Allah, tetapi kau biayai orang untuk meledakkan bom dan membunuh ciptaan Allah. Kau bunuh orang yang menghina Allah, kau siksa orang yang tidak mengakui Allah, kau rajam orang yang mencaci maki Allah, kau tebas leher orang yang memurtadkan Allah, kau tusuk jantung orang karena tidak mau bersujud di hadapan Allah, kau kucilkan orang yang tidak mematuhi perintah Allah.
Bukankah begitu perintah Allah?
Ha?…kau pikir Allah maha lemah karena membiarkan diriNya dihina, dicaci maki, tidak diakui, tidak disujudi, perintahNya dicuekin, sehingga Allah membutuhkan engkau untuk memulihkan harga diriNya ?. culun ….. culun
Sementara Allah maha bersabar menunggu sebuah pertobatan mahluk manusia yang dicintaiNYa itu, engkau dengan pongah menghilangkan kesempatan pertobatan itu.
Sang pria ini tersadar akan sebuah dosa besar yang dilakukannya, yaitu dengan menghilangkan kesempatan orang untuk bertobat.
Dan pada detik terakhir hidupnya, pertobatan itulah yang dilakukannya, dan menyelamatkannya.
Amin.
kompasiana.com

0 komentar:

Posting Komentar