Senin, 03 September 2012

Jenglot Bantul Dilarung ke Pantai Selatan

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL  - Setelah sempat membuat geger, warga Dusun Jaten, Sendangsari, Pajangan, Bantul akhirnya berencana melarung benda mirip boneka yang sering disebut jenglot  ke Pantai Selatan, Minggu, (2/8/2012) malam.

Jenglot ditemukan saat sekelompok warga setempat yang sedang melakukan penambangan pasir di Sungai Progo, Senin (27/8/2012), sekitar pukul 11.00 siang.

Keputusan untuk melarung benda berwujud seperti manusia yang memiliki rambut dan kuku panjang di tangan dan kakinya itu diambil lantaran, setelah penemuan jenglot malah membikin warga berselisih pendapat.

Informasi yang didapatkan Tribun Jogja, dari warga setempat, pro dan kontra menyelimuti sejak penemuan jenglot itu, sebagian warga ingin menjualnya, sebagian lagi ngotot jenglot di rawat, namun akhirnya keputusan diambil, jenglot dilarung meski tetap ada yang tak setuju.

Jenglot yang kerap dikaitkan dengan dunia mistis dan gaib itu tampaknya berhasil membuat warga terpecah belah. Berdasar itu kesepakatan Jenglot dibuang agar tak menimbulkan perpecahan.

Sekitar pukul 20.30, warga sudah berbondong-bondong mengunjungi tempat dimana jenglot dipajang di kotak Aquarium. Tak hanya dari desa setempat, hingga Minggu (2/9) malam, puluhan warga dari tempat lain masih saja penasaran dengan keberadaan jenglot.

Tampak pula anggota kepolisian setempat berada di lokasi, guna mengamankan jalannya proses larung jenglot yang rencananya akan dilakukan sekitar pukul 22.00 malam ini.

Kontroversi Jenglot memang masih menjadi perdebatan, beberapa sumber menyebutkan, ada yg percaya itu proses alamiah, ada pula yang mengkaitkan peninggalan dari peradaban masa animisme-dinamisme, ada juga yang mengkaitkan dengan kekuatan mistis.

Jenglot tak hanya ada di Indonesia, bahkan di negara maju seperti Amerika mahluk itu pernah ditemukan. Di sana mereka menyebutkanya, Tsansa, Jenglot yang menyusut kepalanya.

Di Amerika Selatan, jenglot dikaitkan dengan kemampuan sebagian suku Indian yang kala itu ditakuti para penjelajah, suku itu ditakuti lantaran mampu membuat kecil kepala dan mengulitinya.

Sedangkan kajian jurnal Archaeological and Anthropological Sciences menyebutkan, peneliti sudah menganalisa DNA guna mengungkap legenda suku di Amazon.
Mereka mampu mengecilkan jasad dengan cara alamiah dan tidak dilakukan dengan kekuatan magis. Berdasar itu, Jenglot dianggap dapat dinalar dengan kajian ilmiah.

Beberapa kasus temuan di Indonesia, Mei 2012, tepatnya di  Samarinda, malah ada pameran Jenglot di Mino Zoo. Ada tiga Jenglot di pamerkan pada saat itu. Diperkirakan, Jenglot yang diberi nama Mbah Sarmo, diperkirakan berumur 250 tahun ditemukan di Bekasi.

Jenglot kedua, berperawakan wanita yang tubuhnya dari pinggang hingga bawah melingkar miri seekor ular. Dia di bernama Dewi Sri, berumur sekitar 500 tahun dan ditemukan di Gunung Arjuna Malang. Jenglot ini pernah hilang saat dipamerkan.

Jenglot terakhir yaitu, Elizabeth, yang berbentuk mirip ikan duyung, Jenglot ini diperkirakan berumur 150 tahun di temukan di seputaran Pantai Lamongan, anehnya, rambut putih Jenglot itu sudah dipotong hingga delapan kali, namun tumbuh lagi.

0 komentar:

Posting Komentar