Rabu, 21 Maret 2012

Mensiasati Jajanan di Sekolah



Dari hasil uji sampel yang dilakukan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (POM), 57,6% dari jajanan di sekolah kota Yogyakarta dan Bantul, tidak memenuhi syarat kesehatan. Pengambilan sampel dilakukan Februari hingga Maret 2011. “Sampel kami ambil dari 14 SD kota Jogyakarta dan 9 SD Kabupaten Bantul,” Kata kepala seksi Layanan Informasi Konsumen Balai Besar POM Yogyakarta, Drs Dwi Fitri Hatmoko Apt (Kedaulatan Rakyat Kamis, 7 Juli 2011).

Berita tersebut sungguh mengejutkan kita sebagai orangtua dan guru. Anak anak kita teracam kesehatannya setiap hari, kalau kita tidak cepat mengantisipasinya. Ya, memang tidak bisa dipungkiri anak usia TK dan SD umumnya lebih tertarik kepada makanan yang berwarna mencolok. Tapi apakah harus ada yang dikorbankan? Tentunya kita sebagai orangtua harus bijaksana dalam mensikapi hal ini. Berita tersebut menguraikan bahwa jajanan disekolah tidak memenuhi syarat kesehatan karena tercemar mikrobiologi dan pencemaran kimia yang terdiri dari Borax, Formalin dan Zat pewarna.


Bagaimana kita mensikapinya? Mudah-mudahan uraian dibawah ini bisa membantu pembaca dalam mensikapi jajanan di sekolah.

Pertama, Usahakan anak harus sarapan sebelum berangkat sekolah. Para ahli kesehatan berpendapat sarapan merupakan hal terpenting dari seluruh jenis hidangan pada setiap harinya. Makan pagi hari diperlukan setelah sekitar sepuluh jam atau lebih perus dalam kondisi kosong. Tanpa sarapan hampir semua anak akan menderita kekurangan energy. Anak-anak yang tidak makan pagi bisa mempengaruhi prestasi sekolah, kemampuan konsentrasi menjadi rendah. Disamping itu, kemampuan memecahkan persoalan khususnya pada saat belajar menjadi berkurang.

Orang tua seharusnya menyediakan sarapan yangmemadai bagi anak-anak. Karena dengan sarapan yang memadai, seorang anak akan selalu sehat, sgar, energik dan diharapkan lebih mampu meraih prestasi bagus disekolah. Dan dengan menyiapkan sarapan pagi orang tua dalam hal ini ibu tidak hanya menunjjukan rasa cintanya, tapi juga member bekal bagi perkembangan anak-anaknya dimasa depan. Hubungan orangtua dengan anak terasa hangat dimeja makan.

Kedua, pihak sekolah bisa menyediakan aneka jajanan sehat yang dibagi ketika jam istirahat. Pembayaran aneka jajan bisa dijadikan satu dengan mebayaran SPP. Hal ini sudah berlaku di sekolah swasta yang berlabel Islam Terpadu (KBTKIT,SDIT,SMPIT sampai SMAIT). Diakhir bulan pihak sekolah melaporkan daftar menu kepada orangtua siswa. Dan orang tua bisa memberi masukan bila menu kurang berkenan. Hal ini memang menambah biaya pengeluaran tapi disatu sisi kita lebih aman dengan jajan yang dimakan anak-anak.

Ketiga, membuat kantin sekolah. Sekarang sudah banyak kantin sekolah dengan model KANTIN KEJUJURAN. Dimana siswa membayar sendiri, ambil barang sendiri, kembalian diambil sendiri. Ini cara efektif untuk melatih kejujuran.
Semoga bermanfaat.

http://theyogya.com

0 komentar:

Posting Komentar