View Merapi Merbabu

Sejoli gunung Merapi Merbabu tampak cerah menghijau.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 24 Januari 2012

Rumah Baru Terjual


. Gambar selengkapnya silakan klik






Sabtu, 07 Januari 2012

Jembatan Gantung Siluk



Menikmati Nuansa Pegunungan nan Asri

Sungguh diluar dugaanku. Ternyata Kabupaten Bantul memiliki potensi wisata sepeda yang begitu memukau. Ya, Jembatan Gantung Siluk Imogiri Bantul namanya. Keindahan alam yang terletak di Imogiri ini seolah tenggelam oleh nama besar Makam Raja Raja mataram ataupun Makan Seniman.




Pagi itu, dengan mengayuh sepeda peninggalan kakek santai menyusuri jalan menuju ke timur dari Kota Bantul. Saya aseli mbantul pak bu. Ehm..ehm.. udara pagi menusuk tulang tidak mengalahkan niatku untuk menuju suatu tempat dengan seorang teman.


Kita berjanji diatas jembatan Sungai Opak. Ontime! Lalu bersepeda bersama sama menuju Jembatan Gantung Siluk. Dari kota Bantul kira kira sekitar 10km kea rah timur. Setelah sampai di pertigaan Jln Imogiri silakan ambil ke kanan (selatan). Lurus. Hingga nanti setelah sekitar 3km dikiri jalan ada SMP Negeri 2 Imogiri ada jalan aspal silakan ambil jalan itu. Jadi kira kira 500m sebelum jembatan Siluk.

Disinilah petualangan itu dimulai. Saat itu aku sampai di jalan menuju jembatan sekitar jam 5.30. Udara dingin menyegarkan. Sesekali dari sebelah timur berpapasan dengan orang orang dari gunung turun membawa barang barang untuk dibawa kepasar.Mereka membawa kayu, daun ataupun hasil bumi yang lain. Ada yang pakai sepeda dan ada yang di panggul.



Dalam perjalanan sungguh terlihat pemandangan yang mempesona disisi kiri jalan. Gundukan pegunungan yang menghijau. Embun terbawa sinar mentari pagi, kemelus. Dari arah timur sinar Matahari membawa kehangatan menyegarkan. Sementara dari pori pori telah keluar butiran butiran keringat.



Disisi sebelah kanan (selatan) kami terlihat sungai Oyo dengan air tenang jernih berkelok. Diseberangnya gugusan pegunungan selatan terlihat jelas. Sesekali berjumpa persawahan dan tegalan warga menghijau dedaunan. Atau bertemu bapak bapak dengan menggandeng sapi yang mau dimandikan. Aroma tanah tercium hidung menandakan inilah alam yang masih alami.

Kemolekan alam yang tidak begitu dikenal warga Bantul apalagi luar daerah Yogyakarta. Untuk menikmati suasana ini memang sangat bagus jika di saat pagi hari. Jarak tempuh sekitar 30 menit dari kota Jogjakarta jika ingin berkunjung ke Jembatan Gantung Siluk.

Rute yang bisa ditempuh dari Terminal Giwangan Keselatan kira kira 15km. Tempat wisata yang lain yang sejalur adalah Makam raja raja Imogiri, Jembatan Gantung Siluk bisa dilanjutkan ke wisata Parangtritis melalui jalur Timur.
Jika teman teman ingin berkunjung bisa menghubungi saya lho..he..he..

Jumat, 06 Januari 2012

Pantai Drini

Gunung Kidul merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Jogjakarta. Menyebut Gunung Kidul, orang akan segera membicarakan sebuah daerah yang kering , tandus, dan kekurangan air. Itulah stigma yang kadung melekat. Tapi, ada fakta yang yang masih jarang disebut, yaitu keindahan alamnya.

Dari sekian banyak keindahan alam yang ada, keindahan dan eksotisme pantai-pantai besar atau kecil yang terdapat di sepanjang pesisir selatan kabupaten Gunung Kidul layak untuk disebut. Hamparan pasir putih yang dikelilingi tembol-tembok karang selalu mengundang untuk dinikmati.

Salah satu pantai berpasir putih yang menarik adalah pantai Drini. Pantai ini terletak di antara pantai Krakal dan pantai Kukup.


Penasaran dengan keindahannya, aku dan beberapa teman pun tergerak untuk pergi ke sana. Jalanan yang berkelok-kelok menjadi ciri khas jalanan di hampir seluruh daerah Gunung Kidul. Meski demikian, perjalanan terasa mengasyikkan karena pemandangan yang ada di kanan-kiri jalan. Perbukitan kapur dengan tanaman-tanaman yang terlihat menghijau seolah hendak menunjukkan bahwa Gunung Kidul bukan daerah yang tandus dan kering. Akhirnya kami menemukan sebuah papan penunjuk: Pantai Drini. Kami pun berbelok menyusuri jalan itu.

Suasana perjalanan berubah drastis. Jika sebelumnya kami melewati jalan yang mulus, kini kami harus melewati jalan yang tidak terlalu lebar. Aspal jalan terlihat mengelupas karena kondisi jalan yang tidak terawat. Akibatnya, badan kami pun terguncang-guncang. Amat disayangkan memang. Kondisi jalan yang jelek dapat menjadi penghalang orang untuk mau datang.

Rasa penat menempuh jalan jelek sepanjang hampir kurang 1km langsung sirna ketika kami memasuki kompleks pantai Drini. Kedatangan kami disambut sebuah areal parkir yang luas dan menghijau. Tanda bahwa areal parkir ini dikelola dengan baik. Posisi areal parkir lebih tinggi dari pantai. Ketika kami berjalan menuruni anak tangga, kami segera disambut oleh warung-warung yang lagi-lagi tertata rapi. Warung-warung ini menyajikan berbagai makanan dan minuman. Jika anda menginginkan masakan ikan laut segar pun ada. Anda tinggal memilih jenis ikan yang tersedia dan meminta pemilik warung untuk memasaknya. Dari warung-warung inipun kita bisa menikmati pemandangan pantai dan merasakan belaian semilir angin pantai.

Ada yang unik dari pantai Drini ini. Pantai berpasir putih ini terdiri dari dua bagian, yaitu sisi barat dan sisi timur. Pantai Dirini sisi barat berupa hamparan pantai yang memanjang. Sementara sisi timur berupa teluk kecil yang menghadap ke arah tenggara. Masing-masing bagian dipisahkan oleh sebuah batu karang besar. Pemisahan sisi barat dan timur ini tidak tampak ketika air laut sedang surut. Tetapi pada saat air laut mulai pasang, sedikit demi sedikit pemisahan itu akan tampak. Air laut dari sisi timur akan mulai naik. Melalui sebuah alur, air akan bergerak ke arah barat dan menggenangi beberapa bagian. Genangan air ini akan menghambat orang yang ingin menunju pantai sebelah barat sehingga terpaksa memutar. Genangan air laut ini pun akan menjadikan batu karang besar itu seperti sebuah pulau kecil di tengah laut.sumber : kompasiana.com

Desa Wisata Manding

Manding adalah sebuah kampung yang terletak di Jalan Parangtritis Km 10. Berada di sebelah timur 3Km dari Kota Bantul. Jika anda melancong ke pantai parangtritis dari arah jogja, pada kilometer 10 tengoklah ke barat, anda akan menemukan gerbang megah yang menunjukkan kampung ini sebagai sentra kerajianan kulit. Adakah yang istimewa dari produk yang dihasilkan?? Silakan dicoba..

Industri kerajinan kulit manding merasakan kejayaannya pada dekade tahun 80an Order datang dari berbagai pelosok nusantara terutama Pulau Bali. Karena diterjang badai krisis ekonomi dan berbagai kendala, bisnis kerajinan kulit ini berangsur surut. Namun itu bukan akhir dari segalanya. Keunggulan sebuah produk ditentukan oleh kualitas bahan dan kecermatan tangan tangan ahli mengolah menjadi hasil karya bermutu.


Manding semakin semarak. Pengunjung Pantai Parangtritis tidak lupa untuk mampir ke Kawasan ini untuk membeli buah tangan sebelum kembali pulang ke daerah asal.Setiap Sabtu atau minggu, bus bus wisatawan parker berderet deret di ruas jalan di Kampung Manding. Pemerintah memberikan fasilitas AREA PARKIR yang cukup luas dan Box ATM berbagai Bank memudahkan para wisatawan untuk melakukan transaksi di tempat ini.
Berbagai pernik kerajinan khas Manding sudah terbukti kualitasnya.

Tas,Jaket,Sepatu,Sandal dan pernik pernik, asesoris berbagai macam sudah tersedia. Alhamdulillah, Kulitmanding.com hadir. Anda tidak perlu jauh jauh ke Manding. Tinggal klik mouse, barang yang anda inginkan segera hadir di hadapan anda. Silakan nikmati kemudahan ini, semoga bermanfaat bagi semua yang menghendaki hasil kerajinan asli Manding Bantul Jogjakarta. sumber:kulitmanding.com

Gunung Api Purba Nglanggeran

Gunung Nglanggeran terletak di desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk kabupaten Gunungkidul. Berada dikawasan Baturagung di bagian utara Kabupaten Gunungkidul dengan ketinggian antara 200-700 mdpl dengan suhu udara rata-rata 23˚ C – 27˚ C, jarak tempuh 20 km dari kota Wonosari dan 25 km dari kota Yogyakarta.

Ada 2 jalur jalan untuk menuju Objek Wisata ini melalui jalan aspal yang mulus, jika dari arah Wonosari kita melewati Bunderan Sambipitu, ambil kanan arah ke dusun Bobung/kerajinan Topeng, kemudian menuju Desa Nglanggeran ( Pendopo Joglo Kalisong/Gunung Nglanggeran ).

Jika dari arah Jogjakarta : Bukit Bintang Patuk, Radio GCD FM belok kiri kira-kira 7 KM ( arah desa Ngoro-oro lokasi stasiun-stasiun Transmisi ), menuju desa Nglanggeran (Pendopo Joglo Kalisong/Gunung Nglanggeran ).


Kawasan ini merupakan kawasan yang litologinya disusun oleh material vulkanik tua dan bentang alamnya memiliki keindahan dan secara geologi sangat unik dan bernilai ilmiah tinggi. Dari hasil penelitian dan referensi yang ada, dinyatakan Gunung Nglanggeran adalah Gunung Berapi Purba. Kita sudah sering mendengar dan melihat gambar tentang manusia Purba, nah seperti apakah Gunung Berapi Purba??? Lihat keindahan dan Panorama Alamnya di lokasi wisata ini. Bongkahan batu yang menjulang tinggi seperti gedung bertingkat dan mall yang dulunya merupakan gunung berapi aktif ( 60 juta thn yang lalu ) sekarang dapat kita duduki sambil menghirup udara segar sambil berfoto-foto.

Ada bangunan Joglo ( Pendopo Joglo Kalisong ) di pintu masuk dan bila kita melangkah kejalan setapak untuk mendaki gunung, maka ada 3 bangunan gardu pandang sederhana dari ketinggian yang rendah, sedang sampai puncak gunung. Permadani hijau yang terhampar kala memandang ke bawah, melihat ladang, kebun, dan bangunan tower dan berbagai stasiun televisi yang jumlahnya cukup banyak, manambah keindahan alam. Lokasi ini sangat cocok untuk panjat tebing, tracking, jelajah wisata out bond, makrab, dan bekemah.

Banyak wisatawan lokal, dan ada juga sesekali wisatawan asing mengunjungi Gunung Nglanggeran untuk menikmati keindahan pemandangan, mencoba menaklukkan batu-batu besar untuk didaki, dan banyak juga yang hanya sekedar melepas kepenatan dari aktifitas kerja keseharian dan kebisingan kota.sumber:gunungapipurba.com

Pantai Goa Cemara

Pantai Goa Cemara. Belum banyak yang tahu keberadaan pantai yang satu ini. Bahkan ketika pertama kalinya saya mengunjungi, sempat tersesat dan bertanya kepada penduduk sekitar Palbapang, Bantul, ternyata banyak yang tidak tahu. Padahal pantai ini sangat menarik untuk dijadikan tempat rekreasi keluarga, bahkan untuk tempat kegiatan pertemuan di dalam keteduhan hutan cemara.

Suasana Pantai yang Teduh

Pantai Goa Cemara terletak di dusun Patehan, Gadingsari, kecamatan Sanden, kabupaten Bantul, Yogyakarta. Disebut Goa Cemara karena di sepanjang pantai ditumbuhi rerimbunan pohon cemara udang yang membentuk lorong di tengah-tengahnya mirip seperti goa. Masyarakat sendiri yang memberi nama pantai ini dengan Goa Cemara, karena sejak awal masyarakat yang mengusahakan penanaman pepohonan cemara dan merawatnya hingga memenuhi pinggiran pantai.


Sejak memasuki area parkir, kita langsung menjumpai rerimbunan pohon cemara udang yang membuat teduh suasana. Sungguh unik, pohon-pohon cemara tumbuh dengan subur di lahan pantai yang berpasir. Berjajar-jajar, ranting dan daunnya saling terhubung dan membentuk keteduhan yang sangat alami. Dari tempat parkir kita hanya melihat hutan cemara, menutupi pemandangan pantai.

Mulanya, sekitar tahun 2000 penduduk setempat memikirkan cara “memecah angin” untuk mencegah pengikisan pasir pantai. Mereka memilih tanaman cemara udang (casuarina equessetifolia) yang mampu menahan angin dan dapat hidup di pesisir pantai. Masyarakat bekerja bakti melakukan penanaman ribuan bibit cemara, dan memeliharanya dengan tertib, hingga kahirnya membentuk hutan seperti yang kita lihat sekarang.

Di sepanjang kawasan Goa Cemara kita bisa menggelar tikar untuk bersantai, melepaskan kepenatan kerja dan rutinitas di rumah. Dari pagi hingga sore kita tidak akan kepanasan, karena banyaknya pepohonan cemara yang menjamin keteduhannya. Pada hari Sabtu dan Minggu kita akan menjumpai rombongan komunitas masyarakat yang menggelar acara di keteduhan cemara.

Deburan Ombak yang Ganas

Untuk menuju lokasi pantai, kita harus melewati gundukan pasir yang cukup tinggi. Di balik gundukan pasir kita masih menemukan hutan cemara lagi yang sangat lebat, dan di balik hutan cemara itulah terdapat pantai.

Kondisi pantai Goa Cemara sama seperti rata-rata pantai yang berada di wilayah kabupaten Bantul, seperti Samas dan Parangtritis. Pantai yang landai dengan pasir berwarna kecoklatan dan deburan ombak khas pantai selatan yang ganas. Kita tidak bisa leluasa bermain ombak di pantai ini karena ombak sangat keras dan ganas. Hati-hati jika membawa anak-anak kecil, anda harus selalu membersamainya agar tidak terlalu jauh bermain ombak.

Karena ombak yang sangat kuat dan ganas itulah maka di sepanjang pantai selatan sangat sedikit terdapat nelayan. Jika anda membeli ikan di wilayah pantai selatan, itu tidak semuanya hasil laut setempat, namun sebagian didatangkan dari wilayah lain, seperti Semarang, Jawa Tengah. Hasil ikan di pantai selatan tidak memadai karena tidak banyak nelayan yang berani melaut.

Suasana Tradisional

Di sekitar pantai Goa Cemara, terdapat beberapa tempat makan dan tempat jualan makanan ringan. Semuanya bercorak tradisional. Dibuat dari bambu yang tampak rapi dan menarik. Termasuk kios yang dibuat dari bambu agar tampak alami dan tradisional.

Menurut salah seorang penduduk, mereka ingin semua masyarakat yang ingin membuka usaha di kawasan pantai Goa Cemara agar membuat tampilan yang seragam dengan contoh yang sudah ada. Harapannya agar kawasan ini ketika membesar tampak rapi dan tertib, bahkan mempertahankan corak tradisional dengan bangunan dari bambu.

Tidak salah anda menyempatkan datang ke pantai Goa Cemara. Alokasikan waktu yang cukup. Jika anda datang dari luar kota Yogyakarta, memerlukan waktu satu jam dari pusat kota untuk mencapai pantai Goa Cemara.

Nikmati keteduhannya, bercengkerama bersama keluarga melepaskan kejenuhan dan rutinitas. Sembari menikmati angin pantai dan suara deburan ombak yang ganas.

kompasiana.com

Desa Wisata Krebet

Gelang Batik Krebet (indonetwork.co.id)

Ketika pertama kali mendengar kata batik, mungkin yang terlintas dalam pikiran kita adalah kain batik Solo atau batik Pekalongan. Namun, Desa Krebet, Kabupaten Bantul, DIY punya batik dengan media kayu yang artistik.

Desa Krebet terletak di Kabupaten Bantul, 12 km barat daya Kota Yogyakarta. Ini adalah desa wisata yang memiliki kerajinan membatik dengan menggunakan media kayu.


Jangan kaget jika anda melihat banyak ukiran dari kayu seperti topeng, sendal, hiasan dinding, aksesoris rumah tangga, gelang dan berbagai macam kerajinan dari kayu yang dibalut dengan motif batik. Jenis kayu yang digunakan adalah kayu sengon, pule, dan mahoni.

Awalnya, masyarakat Desa Krebet bermata pencaharian dengan berkebun dan pertanian. Namun, karena musim kemarau yang berkepanjangan dan struktur tanah makin kehilangan kesuburan, akhirnya pada tahun 1980-an banyak pemuda yang beralih profesi menjadi pengrajin. Hasil kerajinan dari Desa Krebet ternyata tidak hanya laris di wilayah Yogyakarta, Jakarta, Surabaya dan Bali, tetapi juga telah mencapai Jepang hingga Eropa.

Teknik membatik dengan media kayu membutuhkan ketelitian dan ketrampilan sendiri yang berbeda dengan membatik di kain. Pola dengan batik kayu adalah pola manual, berbeda dengan pola pada kain yang dicetak. Harga hasil kerajinan batik kayu ini berkisar dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah.

Kerajinan batik kayu telah menjadi tulang punggung bagi warga Desa Krebet. Banyak wisatawan dalam negeri hingga wisatawan asing yang berwisata homestay untuk mempelajari teknik batik kayu. Tarif menginap di homestay desa Krebet tidaklah mahal, harga berkisar dari Rp 40.000- 100.000.

Selain belajar teknik batik kayu, suasana alam yang tenang dan udara yang bebas dari polusi juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Jika Anda belum punya ide untuk liburan di akhir tahun, Desa Krebet bisa menjadi pilihan yang tepat. Detik Travel

Kamis, 05 Januari 2012

Telaga Motoindro Panggang Ambles

Diawali Suara Gemuruh Mirip Gempa
Wonosari (KR) Telaga Motoindro di Temuireng Girisuko panggang Gunung Kidul, Rabu (4/1) ambles dengan diameter sekitar 5 meter dan kedalaman lebih dari 6 meter. Akibatnya, air telaga yang menjadi andalan 300 Kepala Keluarga terutama untuk kebutuhan mandi dan mencuci tersebut kering.

Menurut warga setempat Sugirin (30), telaga yang memiliki luas 300 meter persegi dengan panjang 20 meter dan lebar 15 meter tersebut, sebelum ambles penuh dengan air yang dimanfaatkan untuk mandi dan mencuci warga sekitar. Sekitar dua hari lalu, warga mendengan suara gemuruh berasal dari dalam bumi. Warga sempat panic dan menduga terjadi gempa bumi.

Kejadian itu terulang lagi hingga, Rabu (4/1) sumber suara berasal dari sekitar telaga. “Puluhan warga lengsung mendatangi telaga Motoindra dan mendapati fenomena aneh. Air telaga bergerak memutar yang akhirnya berangsur angsur surut hingga air telaga habis terserap ke dalam bumi.” Ujar Sugirin.

Begitu air telaga kering, warga mendapati sebuah lubang besar dengan diameter 5 meter persegi dan kedalaman lebih 6 meter. Kuat dugaan amblesnya tanah di telaga Motoindro ini akibat di dalam tanah terdapat rongga (luweng). Sehingga begitu diguyur hujan dengan intensitas tinggi, amles. “Berujung peristiwa tersebut terjadi tidak sedang dimanfatkan warga untuk mandi sehingga peristiwa itu tidak menimbulkan korban,” ujar Ny Ngatilah (70)

Kepala Kesbangpolinmas PB Gudungkidul, Drs Kasiyo MM menyatakan, pihaknya segera meninjau lokasi dan melakukan langkah-langkah lebih lanjut atas kejadian tersebut. Termasuk melapor kepada Bupati Gunungkidul Hj badingah Ssos.

Dikonfirmasi terkait fenomena alam tersebut, Dosen program Studi Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta Dr Eko Teguh Paripurno mengatakan, Gunungkdul merupakan daerah karst, yakni didalam tanah terdapa goa goa. Pemicu amblesnya tanah Telaga Motoindro bisa disebabkan karena gempa, iklim atau ulah manusia.krjogja.com

Desa Wisata Kasongan

Berkunjung ke Jogja belumlah lengkap sebelum mampir ke tempat ini. Kasongan, dusun yang begitu terkenal dengan seni gerabahnya. Meski berbahan baku tanah liat dari sawah, hasil kerajinan kasongan begitu terkenal di Indonesia maupun belahan dunia yang lain. Sebuah tempat yang layak anda kunjungi ketika kaki sudah menginjakkan kaki di Jogjakarta.

Kasongan adalah nama daerah tujuan wisata di wilayah kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkenal dengan hasil kerajinan gerabahnya. Tempat ini tepatnya terletak di daerah pedukuhan Kajen, desa Bangunjiwo, kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, (~ S 7.846567° - E 110.344468°) sekitar 6 km dari Alun-alun Utara Yogyakarta ke arah Selatan.

Sejarah

Kasongan mulanya merupakan tanah pesawahan milik penduduk desa di selatan Yogyakarta. Pada Masa Penjajahan Belanda di Indonesia, di daerah pesawahan milik salah satu warga tersebut ditemukan seekor kuda yang mati. Kuda tersebut diperkirakan milik Reserse Belanda. Karena saat itu Masa Penjajahan Belanda, maka warga yang memiliki tanah tersebut takut dan segera melepaskan hak tanahnya yang kemudian tidak diakuinya lagi. Ketakutan serupa juga terjadi pada penduduk lain yang memiliki sawah di sekitarnya yang akhirnya juga melepaskan hak tanahnya. Karena banyaknya tanah yang bebas, maka penduduk desa lain segera mengakui tanah tersebut. Penduduk yang tidak memiliki tanah tersebut kemudian beralih profesi menjadi seorang pengrajin keramik yang mulanya hanya mengempal-ngempal tanah yang tidak pecah bila disatukan. Sebenarnya tanah tersebut hanya digunakan untuk mainan anak-anak dan perabot dapur saja. Namun, karena ketekunan dan tradisi yang turun temurun, Kasongan akhirnya menjadi Desa Wisata yang cukup terkenal.


Sejak tahun 1971-1972, Desa Wisata Kasongan mengalami kemajuan cukup pesat. Sapto Hudoyo (seorang seniman besar Yogyakarta) membantu mengembangkan Desa Wisata Kasongan dengan membina masyarakatnya yang sebagian besar pengrajin untuk memberikan berbagai sentuhan seni dan komersil bagi desain kerajinan gerabah sehingga gerabah yang dihasilkan tidak menimbulkan kesan yang membosankan dan monoton, namun dapat memberikan nilai seni dan nilai ekonomi yang tinggi. Keramik Kasongan dikomersilkan dalam skala besar oleh Sahid Keramik sekitar tahun 1980an.


Desa Wisata


Hasil kerajinan dari gerabah yang diproduksi oleh Kasongan pada umumnya berupa guci dengan berbagai motif (burung merak, naga, bunga mawar dan banyak lainnya), pot berbagai ukuran (dari yang kecil hingga seukuran bahu orang dewasa), souvenir, pigura, hiasan dinding, perabotan seperti meja dan kursi, dll. Namun kemudian produknya berkembang bervariasi meliputi bunga tiruan dari daun pisang, perabotan dari bambu, topeng-topengan dan masih banyak yang lainnya. Hasil kerajinan tersebut berkualitas bagus dan telah diekspor ke mancanegara seperti Eropa dan Amerika. Biasanya desa ini sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.


Ingin berkunjung ke Kasongan call/sms : 0274 6503624 /0877 381 370 36




Tulisan 'Allah' Muncul Dikulit Bayi Ini

SEMARANG ( - Fenomena aneh dialami seorang bayi di Semarang, Jawa Tengah. Tulisan 'Allah' (dalam huruf Arab) tiba-tiba muncul di tangan kanan bayi perempuan berusia dua bulan tersebut.

Bayi bernama Cantika Wulan Cempaka Wuni, warga Jalan Pedurungan Tengah, 5A, Kelurahan/Kecamatan Pedurungan, Semarang, ini tiba-tiba menjadi perhatian warga.

Tulisan ‘Allah’ berwarna putih terlihat jelas di tangan kanan bagian bawah putri pasangan Faizin dan Nur Halimah ini.
Sejak lahir dua bulan lalu, Cantika tidak menunjukkan keanehan apa pun. Baru pada Selasa 3 Januari siang kemarin tulisan tersebut diketahui.

Nur Halimah, ibu Cantika, Rabu (4/1/2012), mengatakan tulisan Allah muncul bersamaan azan Zuhur. Saat itu anaknya menangis di kamar sambil mengangkat tangan kanannya seolah ingin memperlihatkan tulisan itu.

Halimah mengaku tidak memiliki firasat apa pun terkait munculnya tulisan tersebut. Dia juga enggan mengaitkan temuan itu dengan hal-hal mistik. Halimah hanya berharap dengan tulisan itu putrinya menjadi anak sholehah. (Okz/Git)krjogja.com