Selasa, 16 Agustus 2011
Selasa, 09 Agustus 2011
Brrrr...suhu Jogja malam hari capai 16 derajat
19.19
No comments

BMKG Jogja memprediksi, rendahnya suhu saat malam hari akan terjadi hingga akhir Agustus. Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Jogja Toni Wijaya menjelaskan, penurunan suhu udara itu terjadi karena saat ini Jogja tengah mengalami puncak musim kemarau.
Dijelaskannya, akibat musim kemarau ini langit cenderung cerah di siang hari. Penyebabnya, jelas Toni, awan hasil dari penguapan air di bumi langsung terpantul ke matahari dan menyebabkan panas di siang hari. Sebaliknya, akibat awan tidak banyak terkumpul maka bumi tidak memiliki penutup sehingga menyebabkan suhu turun dan dirasa dingin pada malam hari.
“Agustus ini kita mengalami puncak kemarau sehingga hasil penguapan banyak dipantulkan ke udara, sehingga sinar matahari langsung dan menyebabkan panas, sebaliknya pada malam hari akan terasa sangat dingin,” katanya hari ini, (9/9).
Dari pemantauannya sepanjang Agustus ini, suhu udara saat siang maksimal mencapai 32 derajat celcius. Sementara suhu terendah terpadi pada Jumat (5/8) kemarin dengan suhu mencapai 16 derajat celcius. “Suhu dingin di malam hari dan panas di siang hari kami prediksikan masih akan terus terjadi sampai akhir Agustus,” kata.(Harian Jogja/Rina Wijayanti)
Minggu, 07 Agustus 2011
Wasiat Dahsyat Penolak Kefakiran
21.27
No comments

Kedua mata pedang tersebut saling menguatkan, kedua mata pedang tersebut menambah kekuatan keyakinan hamba atas kekuasaan Yang Maha Kuasa. Logika bisnis dan usaha kadang-kala menjadi terbalik, bahkan hasil yang di raih pun seringkali ilmu matematika ataupun indikator ekonomi tak mampu menjangkau.
“Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS 35:2)
“Katakanlah: Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang di kehendaki Nya di antara hamba-hambaNYA dan menyempitkan bagi (siapa yang di kehendakiNya). Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi Rezeki yang sebaik baiknya” (QS 34:39)
Pada saat krisis tiba, niscaya mereka para pribadi muslim haruslah merasa yakin dan tetap tenang. Mereka tidak gundah atas berita yang beredar di media masa, mereka tidak turut serta menggaungkan senandung yang sama dengan kaum yang lain , mereka punya sikap yang unik dan berbeda dengan kaum yang lain, alasannya karena mereka punya keyakinan yaitu mereka memiliki ALLAH, PEMILIK SEGALA KEPUTUSAN, PEMBERI REZEKI.
Seringkali ummat islam terlupakan adanya kekuatan ujung mata pedang yang kedua ini yaitu kekuatan amalan ibadah dan doa , sebahagian ummat islam sekarang cenderung mengikuti pola manajemen barat yang serba ‘sebab akibat’ secara rasional, yang tentunya paham barat tersebut telah nyata melupakan faktor Tuhan sebagai Penentu. Walaupun sebagian mereka berhasil dalam usahanya, maka hasil kerja yang di dapat paling tidak hanya memperbanyak digit nilai materi saja, dan hampa dalam nilai keimanan serta berpeluang hilang keberkahannya, ketahuilah bila niat dan hasilnya dasarnya sudah menyimpang , hasil itu semua kelak akan nihil di hadapan Allah.
Rugi sekali bagi seorang muslim, apalagi kalangan pengusaha muslim khususnya, bila meninggalkan kekuatan yang satu ini, mereka punya Allah, mereka punya peluang doanya terkabul, mereka memiliki kesempatan yang lebih baik di banding orang kafir, kenapa kita harus tunduk kepada yang lainnya, bahkan melemahkan diri?
Banyak sekali hadist Nabi maupun kisah sahabatnya yang memberikan gambaran bagaimana seorang muslim berdoa, kesemuanya merupakan karuniaNYA agar ummat islam khususnya para pengusahanya agar memiliki pegangan dan panduan dalam melangkah di kehidupan dunia ini, menjadi pengelana yang tak akan tersesat di antara ujian kehidupan berupa kelapangan maupun kesempitan.
…………
Adalah Abdullah bin Mas’ud , salah seorang sahabat dekat Rasul SAW. Di masa Khalifah Usman bin Affan, dia menderita sakit dan terbaring di atas tempat tidurnya, Khalifah usman menjenguknya dan menyaksikan Abdullah bin Mas’ud dalam keadaan sedih.
Usman : “Apa yang membuatmu sedih?”
Abdullah : “Dosa dosaku”
Usman : “Apa yang engkau inginkan dariku, aku akan penuhi?”
Abdullah : “Saya merindukan rahmat Allah”
Usman : “Jika engkau setuju, aku akan memanggilkan tabib”
Abdullah : “Tabib hanya membuatku sakit”
Usman : “Jika engkau tak keberatan, aku akan perintahkan bendaharaku untuk memberimu harta dari baitul mal”
Abdullah : “Ketika aku amat membutuhkannya, engkau tak memberiku sesuatu, dan sekarang tatkala aku sama sekali tak membutuhkannya, engkau hendak memberikan sesuatu!”
Usman : “Pemberian itu juga hadiah untuk putri putrimu”
Abdullah : “Mereka juga tak membutuhkan sesuatu, karena aku telah berwasiat kepada mereka untuk membaca surat Al Waqi’ah setiap malam, aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang membaca surat Al Waqi’ah setiap malam, maka dia tidak akan tertimpa kefakiran”
Nah, saudara muslimku, informasi ini sudah sampai kepada anda semua, jangan di sia-siakan , mari kita lakukan amalan ini, Insha Allah, kita mampu untuk tetap tegar dalam menghadapi ujian kehidupan ini dan niscaya Insha Allah, kefakiran pun tak akan hadir di hadapan kita semua. Dan berilah wasiat yang sama kepada orang orang yang anda cintai, agar mereka bisa seberuntung seperti yang di sabdakan Rasul SAW di atas. Amin.
www.eramuslim.com
Kera Gunung Kidul Incar Perempuan
20.35
No comments

Mungkin hewan primata ini terlepas dari kawanannya dan saat ini memasuki musim kawin.
-- Neo Emirensiana --
Kepala Dusun Duwet Tugimin mengatakan, kera-kera itu berani memasuki rumah warga dan bersembunyi di antara genteng rumah penduduk.
"Selain mengambil hasil panen yang disimpan di dalam rumah, mereka juga mengintip warga yang tengah mandi di telaga atau sumber mata air. Saya menduga kera-kera tersebut berjenis kelamin jantan karena yang diincar adalah warga perempuan," katanya, Kamis (4/8/2011).
Sementara warga lain, Sawikem (60), mengatakan, kera tersebut tidak takut dengan perempuan. Pernah ia mengusir kera yang masuk ke dalam rumahnya dengan sabit, tetapi kera tersebut tidak takut.
"Kalau diusir oleh laki-laki, baru dia baru takut, Mas. Warga perempuan di sini sangat takut dengan perilaku aneh kera-kera jantan tersebut," katanya.
Kepala Seksi Perlindungan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Gunung Kidul Neo Emirensiana mengatakan, ia telah mendapatkan laporan dari warga bahwa kera yang diperkirakan berjenis kelamin jantan tersebut sering kali mengintip perempuan dari atas genteng dan pohon.
"Mungkin hewan primata ini terlepas dari kawanannya dan saat ini memasuki musim kawin," kata Neo.
Dari data yang ada, serangan kera ekor panjang sudah mencakup tujuh kecamatan, yakni Kecamatan Tepus, Panggang, Paliyan, Semin, Purwosari, Girisubo, dan Ponjong. Namun, belum ada upaya konkret guna menanggulangi serangan kera ekor panjang ini.
Salak pondoh DIY akan jadi hidangan di Istana Merdeka
19.49
No comments

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Seksi Pemasaran Hasil dan Pembiayaan Dinas Pertanian DIY, Nana Hartanto, belum lama ini. Ditemui di kantor Dinas Pertanian DIY ia mengatakan, Departemen Pertanian di Jakarta mengirimkan surat yang berisi permintaan sekitar dua kuintal salak pondoh dari Sleman untuk dikirimkan ke Jakarta pada 11 Agustus.
Salak tersebut nantinya akan dihidangkan kepada para tamu yang datang ke Istana Merdeka dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus. "Permintaan ini biasa dilakukan di semua daerah di Indonesia," ujarnya.
Meskipun demikian, ia menilai permintaan salak pondoh tersebut merupakan bentuk pengakuan hasil pertanian tersebut di pentas nasional, bahkan internasional.(Harian Jogja/MG Noviarizal Fernandez)
Kamis, 04 Agustus 2011
Sunardi Minta Pedagang Mengungsi
16.25
No comments

Menurut keterangan Koordinator SAR Pantai Baron, Sunardi, saat dihubungi Tribun Jogja, peningkatan tinggi gelombang tersebut sudah terjadi sejak Selasa (2/8) malam. Bahkan, untuk mengantisipasi abrasi ini, para nelayan terpaksa harus menyeret perahu yang berada di dekat bibir pantai. Selain itu, kedalaman abrasi kali ini mencapai 1 meter. Pedagang pun harus melakukan evakuasi terhadap barang-barang di lapak mereka.
"Kami langsung melakukan antisipasi dengan mengimbau para pedagang dan nelayan untuk menyelamatkan barang-barang mereka dan membawa ke tempat yang lebih aman," katanya.
Gelombang tinggi hingga mencapai 5 meter terjadi di Pantai Baron, Desa Ngepung, Kemadang, Tanjungsari, Rabu (3/8). Akibat tingginya gelombang tersebut, garis pantai semakin menjorok ke daratan sejauh 200 meter. Selain itu, 12 lapak pedagang hancur dan sekitar 64 perahu nelayan nyaris karam.
Sunardi juga menambahakan bahwa abrasi tahun ini, merupakan abrasi dengan tingkat yang tertinggi dari tahun-tahun sebelumnya yang hanya mencapai 3 meter. Ia menambahkan, dari 20 lapak di sebelah timur pantai, hanya menyisakan tiga lapak saja. Sisanya hancur diterjang ombak.
"Hancurnya lapak tersebut secara bergiliran dan puncaknya abrasi Selasa malam," lanjutnya.
Salah satu pedagang yang lapaknya hancur, Ngadimin (40), terpaksa mengemasi barang-barang yang masih tersisa dan mengamankannya. Penjual ikan bakar dan makanan hasil laut ini mengaku mengalami kerugian hingga jutaan rupiah. "Terpaksa saya dan beberapa teman-teman yang lain, harus mengemasi lapak yang sudah hancur, " lanjutnya. (ais)
Pusat Jajanan Buka Puasa di Jogja

Berikut beberapa tempat yang bisa menjadi alternatif berbuka puasa di Jogja:
1. Pasar Tiban di Kampung Kauman
Tempat yang satu ini mungkin sudah dikenal masyarakat luas sebagai pusat jajanan buka puasa ramadhan, karena merupakan pionir munculnya beberapa tempat jajanan buka puasa yang laen. Terletak di gang sempit Kauman yang konon dimulai sekitar tahun 1973. Setiap Ramadan, kawasan Kauman berubah menjadi Pasar Tiban yang berjualan makanan khas berbuka puasa. Yang unik dari pasar ini, karena memperdagangkan jajanan khas Keraton Yogyakarta. Di antaranya kicak, jadah manten, serabi kocor, sarang gesing, semar mendem, dan bubur saren. Tak heran, jika jenis makanan ini susah ditemui dengan mudah di pasaran umum pada hari biasa.
Pasar Tiban Kauman sebenarnya berawal dari profesi sebagian besar warga setempat yang umumnya menjadi juru masak di keraton. Saat itu, atas seizin keraton para juru masak membuat jajanan berbuka puasa secara berlebih agar bisa dibagi-bagikan pada warga sekitar. Dengan begitu, warga pun bisa menikmati jenis makanan yang dipercaya mengandung berkah itu.
2. Jalur Gaza
Jalur Gaza (Jajanan Lauk Sayur Gubug Ashar Zerba Ada) terletak di Sorogenen Nitikan Umbulharjo. Kampung Nitikan ini disulap masyarakat menjadi Jalur Gaza selama 30 hari penuh selama bulan Ramadhan.
Jalur Gaza yang diselenggarakan tepatnya dikawasana Masjid Muthohhirin
ini, kita bisa menemukan penjaja makanan dadakan yang memenuhi tepi
jalan menawarkan berbagai macam menu pembuka puasa. Pasar Sore
Ramadhan ini buka mulai pukul 15.00 – 17.45 WIB. Banyaknya pengunjung
di kawasan ini pun akhirnya tak luput dari kemacetan.
3. Pasar Tiban Jogokaryan
Pasar tiban ini terletak di Jalan Jogokaryan utara masjid Jogokaryan. Pasar tiban ini mulai ramai dan menjadi alternatif selain pasar tiban Kauman. Karena letaknya dekat dengan beberapa pondok dan tempat belajar, maka yang paling banyak menuerbu adalah para santri dan para pelajar yang mondok di sekitar Krapyak, walaupun di sekitar pondok sendiri biasanya sudah banyak penjual jajanan buka puasa.
http://www.globalfmjogja.com/GLOBAL-SELEB/menyusuri-jalur-gaza-yogyakarta
http://mas-tony.com/2011/07/pusat-jajanan-buka-puasa-di-jogja.html
Dari Kotagede kerajaan Islam pertama
Seperti yang dilakukan oleh Sofianto, 36, warga Magelang, dan Badrus, 30 warga asal Cirebon yang Rabu(3/8) siang kemarin menyempatkan diri untuk salat dzuhur di Masjid Besar Mataram, Kotagede dan berjalan-jalan di kompleks tersebut.
Siang itu, mereka yang juga sebagai anggota Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda DIY kebetulan melintasi kompleks tersebut saat menjalankan tugasnya.
Karena adzan dzuhur berkumandang, mereka lalu mencari letak masjid tersebut. Mereka memarkir mobilnya, lalu wudlu dan memasuki masjid.
Berkunjung ke kompleks tersebut baru pertama kalinya mereka lakukan. Badrus mengaku sebelumnya hanya membaca buku- buku saja untuk mengetahui sejarah berkembangnya Islam di Jawa. Dan siang itu, dia baru menyempatkan diri memasuki kompleks tersebut bersama Sofianto yang juga mengaku penasaran.
Setelah usai salat, mereka kemudian memasuki kompleka makam. Mereka terhenti di Balai Pencaosan-tempat para abdi dalem berjaga.
Niatnya mereka memasuki makam, tapi karena masa puasa, makam tersebut tutup. Karena itu, mereka hanya berkeliling. ”Saya tidak tahu kalau waktu puasa tidak boleh masuk,” ujarnya kepada Harian Jogja.
Sebagai orang Cirebon, dia melihat ada perbedaan yang signifikan dengan kasultanan di tanah kelahirannya itu. Menurutnya hal yang paling kentara adalah titah raja. ”Raja disini masih dapat memengaruhi rakyatnya. Kalau di tempat saya tidak,” ucapnya.
Dari buku yang dibacanya, dia mengaku terkagum-kagum dengan Mataram. Pasalnya, katanya, negara Mataram adalah satu-satunya negara yang waktu itu mau menyatakan diri bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). ”Mataram adalah satu-satunya negara yang mau bergabung dan ini sangat istimewa,” kata dia.
Lain halnya dengan apa yang dilakukan oleh Handani,50 warga Hargobinangun, Pakem, Sleman. Berziarah ke komplek tersebut dilakukannya untuk mencari berkah. Dia mengaku sudah berada di kompleks itu selama tiga minggu sambil berpuasa. Ia juga hanya membawa bekal pakaian seadanya.
”Di sini kan raja pertama Mataram berada. Disini ini tempat ritual terakhir saya lakukan,” ungkap dia.
Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta bagian Puroluyo Mas Bekel Hastano menjelaskan kompleks tersebut didirikan 1579 oleh Ki Ageng Pemanahan, orang yang diberi hadiah Hutan Mentaok oleh Kanjeng Sultan Hadiwijaya atau Joko Tingkir karena berhasil membunuh Arya Penangsang.
Di Hutan Mentaok itu, lalu dibangun tempat tinggal keluarga Ki Ageng Pemanahan. Kurang lebih selama 10 tahun berdirinya bangunan tempat tinggal tersebut, anak Ki Ageng Pemanahan yang bernama Panembahan Senopati akhirnya mendirikan Kerajaan Mataram Islam di Kota Gede.(Wartawan Harian Jogja/Andreas Tri Pamungkas)
harianjogja.com
Senin, 01 Agustus 2011
Kampung Kauman, Pesona Perjuangan Islam

Kampung Kauman pada jaman kerajaan merupakan tempat bagi 9 ketib atau penghulu yang ditugaskan Kraton untuk membawahi urusan agama. Sejak ratusan tahun lampau, kampung ini memiliki peran besar dalam gerakan keagamaan Islam. Di masa perjuangan kemerdekaan, kampung ini menjadi tempat berdirinya gerakan Islam Muhammadyah. Saat itu, seorang muslim bernama K.H Ahmad Dahlan yang menjadi pendiri gerakan tersebut merasa prihatin karena banyak warga terjebak dalam hal-hal mistik. Di luar itu, K.H. Ahmad Dahlan juga menyempurnakan kiblat sholat 24 derajat ke arah barat laut (arah Masjid al Haram di Mekkah) serta menghilangkan kebiasaan selamatan untuk orang meninggal.
Gapura yang bagian atasnya berbentuk lengkung akan menyambut sebelum memasuki Kauman. Bentuk lengkung itu merupakan salah satu ciri bangunan Islam yang banyak mendapat pengaruh dari Timur Tengah. Di bagian atas gapura, akan ditemui gambaran berbentuk lingkaran berwarna hijau dengan matahari bersinar 12 yang berwarna kuning di dalamnya. Gambaran tersebut sampai saat ini masih dipakai Muhammadyah sebagai lambang organisasi sekaligus institusi lain yang bernaung di dalamnya.
Menyusuri gang-gang kampung Kauman harus dengan berjalan kaki. Selain ada tanda dilarang memakai kendaraan yang dipasang di dekat gapura, jalan di Kauman sengaja dirancang agar menyulitkan kendaraan masuk. Perancangan itu bermaksud agar kebisingan tidak mengganggu kesibukan para santri belajar dan sebagai wujud filsafat kesetaraan di Kauman dimana setiap orang yang masuk diwajibkan menangggalkan status sosialnya dengan berjalan kaki.
Di kanan kiri gang, anda akan melihat ragam bangunan dengan berbagai desain rancang bangunnya. Sebuah rumah berwarna kuning yang kini dipakai penghuninya membuka retail akan ditemui tak jauh dari gapura. Rumah tersebut memiliki pintu, jendela, dan ruangan besar, serta ventilasi yang berhias kaca warna menunjukkan pengaruh arsitektur Eropa. Berjalan ke ujung gang dan berbelok ke kanan, akan dijumpai rumah berwarna putih dengan kusen jendela dan pintu berwarna coklat. Daun jendela yang bagian atasnya berbentuk lengkung menunjukkan kuatnya pengaruh Timur Tengah. Tepat di depan rumah itu, terdapat rumah berwarna biru dengan desain atap mirip rumah Kalang di Kotagede.
Di ujung gang sebelum berbelok, bila cermat anda akan menemukan sebuah monumen yang dikelilingi taman kecil. di monumen itu terdapat tulisan "Syuhada bin Fisabillillah", tahun 1945 - 1948, dan daftar nama yang memuat 25 orang. Monumen itu didirikan untuk memperingati jasa warga Kauman yang meninggal ketika ikut berperang memperjuangkan kemerdekaan. Kata 'Syuhada' menunjukkan bahwa warga Kauman yang tinggal kini menganggap para pejuang tersebut mati syahid.
Selain bisa melihat nama-nama pejuang kemerdekaan yang meninggal pada masa perang, anda juga bisa menemui salah satu pejuang yang kini masih hidup. Satu diantaranya adalah H. Dauzan Farook yang tinggal tak jauh dari pintu keluar kampung Kauman. Menurut ceritanya, saat perang kemerdekaan, ia ikut bergerilya bersama Panglima Besar Jendral Sudirman. Beberapa foto bersama sang panglima besar, newsletter pada masa perang kemerdekaan, dan berita-berita dari koran saat itu hingga kini masih disimpannya.
Di rumah Dauzan, anda juga akan mengetahui bahwa sampai kini pun ia masih berjuang. Ia mendirikan sebuah perpustakaan yang dikelola mandiri bernama Perpustakaan Mabulir. Setiap hari ia berkeliling dengan sepeda untuk menawarkan buku kepada masyarakat. Semua bukunya dipinjamkan hanya dengan satu syarat, orang yang dipinjami mesti mengumpulkan setidaknya 5 orang. Menurutnya, itu merupakan suatu bentuk kepedulian pada orang lain dan ajakan agar ilmu tidak dipendam untuk diri sendiri.
Sebuah sekolah lanjutan yang telah berdiri sejak 1919 juga dapat dijumpai di kampung ini. Awal berdirinya, sekolah itu bernama Hooge School Muhammadyah dan kemudian diganti menjadi Kweek School pada tahun 1923. sekolah yang juga didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan itu pada tahun 1930 dipecah menjadi dua, untuk laki-laki dan perempuan. Sekolah untuk laki-laki dinamai Mualimin dan untuk Perempuan dinamai Mualimat. Selanjutnya, istri Ahmad Dahlan juga mendirikan Yayasan Aisyah untuk kaum perempuan.
Bangunan paling dikenal yang termasuk dalam kompleks Kampung Kauman adalah Masjid Agung. Masjid yang menjadi masjid pusat di wilayah Kesultanan itu didirikan sejak 16 tahun setelah berdirinya Kraton Yogyakarta. Arsitektur masjid yang sepenuhnya bercorak Jawa dirancang oleh Tumenggung Wiryakusuma. Bangunan masjid terdiri atas inti, serambi, dan halaman yang keseluruhannya seluas 13.000 meter2. Bangunan serambi dibedakan dari bangunan inti. Tiang-tiang penyangga masjid misalnya, pada bangunan inti berbentuk bulat polos sebanyak 36 sedangkan pada bagian serambi tiangnya memiliki umpak batu bermotif awan sebanyak 24 buah.
Kalau sudah menjelajahi semuanya, anda akan mengakui kehebatan warga kampung kecil ini dan mempercayai bahwa Islam telah membawa perbaikan. Buktinya, sejumlah tokoh Islam Indonesia seperti Abdurrahman Wahid dan Amien Rais pernah belajar di kampung ini. Namun, jika belum puas berkelana, masih ada satu tempat lagi yang bisa dijajaki, yaitu Langgar Ahmad Dahlan. Dahulu, bangunan itu digunakan K.H. Ahmad Dahlan untuk mengadakan acara Sidratul Muntaha, sebuah pelajaran mengaji dan berdakwah. Langgar lain yang cukup legendaris adalah Langgar Putri Ar Rosyad yang merupakan langgar putri pertama di Indonesia. Bagaimana, cukup memuaskan? Jika sudah puas, barulah anda menuju ke kompleks Kraton lewat pintu keluar kampung.
Marhaban Ya Ramadhan!
15.41
No comments

Melalui puasa Ramadhan, Allah SWT menguji hamba-Nya untuk mengendalikan nafsu dan perutnya, serta memberikan kesempatan kepada kalbu untuk menembus wahana kesucian dan dan kejernihan rabbani. Puasa Ramadhan merupakan pokok pembinaan iman Islami, untuk menyempurnakan amal ibadah, untuk mendapatkan maghfirah (ampunan) dan ridlwan (keridlaaan) dari Allah Yang Maha Agung.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Allah SWT mengistemewakan bulan Ramadhan di atas bulan-bulan lainnya dengan menurunkan Al-Qur'an di dalamnya. Bahkan dalam riwayat-riwayat mashur juga dikatakan bahwa kitab-kitab suci yang diturunkan kepada nabi-nabi terdahulu juga diturunkan pada bulan Ramadhan. Kitab nabi Ibrahim (suhuf) diturunkan pada malam pertama bulan Ramadhan, kitab Zabur diturunkan kepada nabi Dawud pada malam kedua belas bulan Ramadhan, kitab Taurat diturunkan kepada nabi Musa pada malam keenam bulan Ramadhan dan kitab Injil kepada nabi Isa diturunkan pada malam ketiga belas bulan Ramadhan. Kitab-kitab tersebut merupakan petunjuk bagi umat manusia ke jalan yang benar dan penyelamat dari jalan yang sesat. Maka bulan Ramadhan dalam sejarahnya merupakan bulan dimulainya gerakan membasmi kemusyrikan di muka bumi, menghancurkan kekufuran, menepis kedengkian, melawan kebatilan dan kemungkaran, hawa nafsu serta kesombongan.
Ramadhan pada masa ini merupakan media utama pembinaan iman seorang mukmin, melalui ibadah puasa yang mempunyai dimensi pelatihan fisik (jasadiyah) dan metafisik (ruhiyah) yang diharapkan akan mengantarkannya menjadi seorang muslim yang sempurna. Firman Allah SWT dalam QS Al Baqarah: 183-185, kutiba alaikumush shiyam (telah difardhukan puasa atasmu), dan faman syahida min kumusy syahra fal yashum (maka barangsiapa di antara kamu menyaksikan hilal bulan Ramadhan, maka berpuasalah), merupakan dalil pokok bagi kewajiban berpuasa.
Puasa Ramadhan juga merupakan pengendalian diri dari hegemoni nafsu syahwat dan pemisahan diri dari kebiasaan buruk dan maksiat, sehingga memudahkan bagi seorang hamba untuk menerima pancaran cahaya ilahiyah. Fakhruddin al-Razi menjelaskan dalam tafsirnya Mafatihul Ghaib, bahwa cahaya ketuhanan tak pernah redup dan sirna, namun nafsu syahwat kemanusiaan sering menghalanginya untuk tetap menyinari sanubari manusia, puasa merupakan satu-satunya cara untuk menghilangkan penghalang tersebut. Oleh karena itu pintu-pintu mukashafah (keterbukaan) ruhani tidak ada yang mampu membukanya kecuali dengan puasa.
Imam Al-Ghazali menerangkan bahwa puasa adalah seperempat iman, berdasar hadis Nabi: Ash shaumu nisfush shabri, dan hadis Nabi saw: Ash Shabru Nisful Iman. Puasa itu seperdua sabar, dan sabar itu seperdua iman. Dan puasa itu juga ibadah yang mempuyai posisi istimewa di mata Allah. Allah berfirman dalam hadis Qudsi: "Tiap-tiap kebajikan dibalas dengan sepuluh kalilipat, hingga 700 kali lipat, kecuali puasa, ia untuk-Ku, Aku sendiri yang akan membalasnya".
Imam Ghozali juga menjelaskan bahwa puasa mempunyai tiga tingkatan. Pertama puasa kalangan umum, yaitu menjaga perut dan alat kelamin dari memenuhi shawatnya sesuai aturan yang ditentukan. Kedua adalah puasa kalangan khusus, yaitu selain puasa umum tadi dengan disertai menjaga pendengaran, penglihatan, mulut, tangan dan kaki serta seluruh anggota tubuh lainnya dari perbuatan maksiat. Ketiga, yang paling tinggi, adalah puasa kalangan khususnya khusus, yaitu puasa dengan menjaga hati dan pemikiran dari noda-noda hati yang hina dan dari hembusan pemikiran duniawi yang sesat serta memfokuskan keduanya hanya kepada Allah. Inilah puncak kontemplasi hamba dengan Allah SWT.
Marilah kita bersiap-siap memasuki bulan Ramadhan ini dengan kesiapan diri yang prima, dengan perasaan yang tulus ikhlas untuk menjalankan ibadah-ibadah di bulan Ramadhan. Marilah kita mantapkan hati dan jiwa kita dalam memperoleh kemuliaan puasa Ramadhan, sehingga mengantarkan kita pada satu format kehidupan yang lebih baik. Bulan Ramadhan kita jadikan momentum pembersihan diri dari dosa dan angkara murka dan penyadaran hati nurani kemanusiaan kita. Puasa jangan hanya kita laksanakan dengan menahan diri untuk tidak makan dan minum, namun yang paling substansial adalah menjadikannya upaya pengekangan diri dari segala bentuk hawa nafsu yang merugikan manusia dan kemanusiaan itu sendiri.
Puasa Ramadhan merupakan kesempatan bagi umat Islam untuk meningkatkan kualitas dimensi keagamaannya. Pertama, dimensi teologis dan spiritualitas yang tercermin dalam komunikasi antara manusia dan Tuhannya, sehingga memungkinkan dalam diri semakin berkembang sifat-sifat ketuhanan yang sebenarnya sudah kita miliki, yakni sifat-sifat positif untuk berbuat kebajikan dan tertanam kepekaan hati nurani dlam bertingkah laku.
Kedua, dimensi sosial. Yaitu tumbuhnya kesadaran sosial dalam batin kita untuk peduli bukan saja pada hal yang hanya berkaitan dengan aspek transendental dan ritual keagamaan, tetapi juga peduli dengan aspek-aspek sosial kemanusiaan. Kepedulian sosial bisa direfleksikan dengan keprihatinan terhadap kondisi sosial yang terdapat dalam realitas empiris. Kualitas kesadaran batin dapat diukur dengan tingkat kepedulian terhadap realitas sosial tersebut, seperti ketaatan kepada pemimpin, hormat dan berbakti kepada orang tua, menyantuni anak yatim dan orang-orang miskin, membela orang yang tertindas hak dan martabatnya, keberanian melakukan kontrol sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Ketiga, dimenisi mental. Dengan berpuasa akan terwujud dalam diri kita mental tegar dan tahan banting, sehingga mampu untuk mengahadapi berbagai tantangan, cobaan, godaan, dan ujian dalam kehidupan ini. Kita senantiasa mampun untuk optimistis dalam berikhtiar dan berusaha untuk meraih kehidupan yang lebih baik dengan tetap mengacu pada nilai-nilai etika dan moral agama. Puasa juga akan melatih mentalitas kita untuk sportif dan jujur dalam menerima amanat dan mengemban tugas, menjauhi sikap pengecut dan khianat dan tidak mudah mengumbar emosi amarah dan permusuhan.
Keempat, dimensi etika. Dengan menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan benar dan berkualitas, maka akan tercermin dalam diri kita nilai-nilai etika dan moral agama yang sangat positif untuk diaktualisasikan dalam pola kehidupan kita sehari-hari, seperti: (1) kemampuan menghadirkan alternatif-alternatif terbaik, dalam pola berpikir, bersikap, dan bertingkah laku; (2) kemampuan dalam mengendalikan diri terhadap keinginan-keinginan negatif, subjektivitas, maupun emosional destruktif. Dan kemampuan mengarahkan diri sendiri kepada kebenaran, sifat obyektif dan konstruktif; (3) kemampuan untuk menahan diri dari jebakan materialistik dan hedonistik; (4) kemampuan moralitas dalam melakukan tugas dan kewajiban melalui pertimbangan rasionalitas dan hati nurani.
Puasa Ramadhan dan serangkaian ibadah lain yang menyertainya selama sebulan penuh, merupakan "kawah condrodimuko" bagi seorang Muslim. Bulan Ramadhan adalah bulan untuk mendidik, melatih, menggembleng kepribadian seorang muslim untuk menjadi lebih baik dan pada gilirannya untuk menjadi seorang muslim yang sejati. Rasulullah bersabda: 'Rugilah seorang hamba yang menemukan bulan Ramadhan dan ia tidak mendapatkan ampunan-Nya". Wallahu a'lam
www.pesantrenvirtual.com
Alkid: Tempat latihan prajurit itu kini jadi lahan bisnis

Jika Alun-alun Utara sering dipergunakanan untuk penyelenggaraan pentas dengan panggung besar, Alun-alun Kidul (Alkid) fungsinya lebih fleksibel untuk santai dan tujuan wisata. Keberadaan Alkid kini menjadi salah satu tempat perputaran modal untuk bisnis hiburan dan kuliner khas di kawasan itu.
Ya, Alkid menjadi bagian dari denyut perekonomian Jogja, pasalnya di kawasan ini perputaran modal untuk berbagai bisnis terlihat lancar dengan kisaran jumlah yang diprediksi cukup besar. Dari pantauan Harian Jogja, Sabtu malam (30/7) tak kurang dari 700-an orang bergantian hilir mudik menikmati berbagai tawaran hiburan dan kuliner Alkid.
Berjajar becak modifikasi saling beriringan mengelilingi alun-alun itu. Setidaknya tak kurang dari 20 becak modifikasi selalu berganti penumpang rata-rata setengah jam sekali. Eko, 37, salah satu pengelola becak modifikasi mengaku mulai mangkal sejak pukul 17.00 WIB hingga paling tidak pukul 23.30 WIB. “Penyewa tidak pasti, bisa dirata-rata setidaknya ada empat-lima penyewa,” ujarnya.
Jika satu kali sewa untuk dua hingga tiga putaran dipatok harga Rp25.000-Rp35.000, maka dalam semalam minimal ia akan mendapatkan sekitar Rp150.000 selama enam jam. Jika diakumulasi dengan penyewa lainnya, pemasukan kotor untuk bisnis becak modifikasi mencapai Rp3 juta tiap malam.
Lain lagi dengan penyewaan tutup mata untuk kegiatan masuk di antara dua beringin (Masangin). Masangin merupakan salah satu tawaran hiburan menarik di kawasan Alkid. Hiburan ini populer dipercaya masyarakat Jogja dan sekitarnya sebagai ritual permintaan permohonan dengan berjalan menuju ruang antara dua beringin dengan mata tertutup.
Tradisi lama yang telah mengakar di kalangan masyarakat itu menjadi peluang bisnis sejumlah anggota komunitas pedagang di Alkid. Sekurangnya lima orang menawarkan penyewaan tutup mata dengan harga Rp3.000-Rp4.000 untuk sekali permainan. Dari hilir mudik pendatang yang mayoritas kaum muda-mudi, dikatakan Wahyu, 32, salah satu penyedia jawa sewa, dirinya mendapatkan lima hingga sepuluh konsumen setiap malam. Pemasukan dari bisnis Masangin setidaknya mencapai antara Rp100.000-Rp200.000 per malam.
Belum lagi untuk pendapatan bisnis kuliner seperti angkringan, cimol, tempura, bakwan kawi, ronde, lesehan, jagung bakar dan lainnya yang selalu saja dikunjungi konsumen secara bergantian.
Sukardi, 54, warga Wonosari penjual makanan angkringan mengaku setiap harinya rata-rata mendapatkan pemasukan kotor minimal Rp200.000, sementara Yatno, 38, mendapat pemasukan dagang wedang ronde minimal Rp150.000 setiap malam. Jika rata-rata pedagang makanan dan minuman mendapatkan penghasilan yang setara, maka sekurangnya pendapatan bisnis kuliner untuk sekurangnya 30 pedagang mencapai Rp30 juta hingga Rp40 juta tiap malam.
Geliat ekonomi tidak hanya nampak pada gemerlap lampu becak modifikasi di malam hari, semangat bisnis dagang kawasan ini pun telah nampak di pagi hari ketika Alkid dipenuhi oleh orang-orang dewasa atau keluarga yang berolahraga dan menikmati sarapan bubur ayam, nasi uduk atau lontong opor. Pun juga ketika waktu beranjak siang beberapa warung makan mulai buka hingga sore menunggu shift dengan pedagang untuk malam hingga dini hari. Beberapa hiburan anak-anak juga nampak seperti kereta kelinci, andong kecil, dan sepeda tandem.
Pergeseran fungsi
Dalam perkembangannya, Alkid tidak hanya menjadi halaman belakang Keraton yang secara tradisi lebih baik steril dari kegiatan publik. Beberapa waktu sebelumnya, kepada Harian Jogja, Kerabat Keraton Ngayogyakarta Romo Tirun Marwito pernah mengatakan seyogyanya Alkid menjadi ruang yang tenang, bukan untuk kegiatan keramaian. Namun, di sisi lain dirinya mengatakan bahwa kini fungsinya telah bergeser menjadi ruang publik. “Hanya saja jika akhirnya dijadikan ruang publik maka memang butuh penataan dan organisasi,” ungkapnya saat ditemui di kediamannya di sisi barat Keraton beberapa waktu lalu.
Secara kasat mata memang terlihat jelas, Alkid menjadi salah satu tujuan wisata yang bisa dikatakan murah meriah. Tempat ini menawarkan juga lokasi tak berbayar ketika warga hanya ingin menghabiskan malam tanpa membeli makanan atau menyewa jasa apapun yang ditawarkan. Alkid kini tak ubahnya seperti panggung hiburan yang melibatkan aktivitas semua usia dari anak-anak hingga dewasa.
Dari yang semula sebagai lapangan tempat latihan prajurit Keraton kini alkid telah menjelma menjadi ruang publik yang modern. Perputaran modal berbagai bisnisnya cukup menggiurkan. Terkait itu, rencana penataan Alkid menjadi salah satu wacana yang setidaknya membuat gelisah beberapa pedagang. Pada intinya para pelaku bisnis di Alkid berupaya untuk kooperatif dengan bersedia mengikuti peraturan penataan. “Asalkan penataannya tetap mendukung peningkatan pendapatan, kami tidak masalah,” ujar Sukardi.(Wartawan Harian Jogja/Pamuji Tri Nastiti)